Bayi yang lahir secara prematur memiliki potensi lebih besar untuk mengalami gangguan seperti cacat bawaan yang meliputi cacat pada penglihatannya, cerebral palsy, terganggunya kecerdasan, potensi mengidap penyakit semcam jantung, tekanan darah tinggi, stroke, diabetes dan lain-lain. Presentasi terjadinya persalinan secara prematur mencapai angka 10% hingga 20% di dunia. sementara itu di Indonesia, kelahiran secara prematur mencapai angka 19% dari total kelahiran. Sebenarnya, persalinan prematur bisa dihindari dengan peningkatan kualitas kesehatan dan juga tindakan pencegahan yang memadai.
Penyebab Persalinan Prematur
- Sebuah penelitian di Universitas Aberdeen menemukan fakta seorang ibu yang lahir secara prematur atau memiliki saudara kandung yang lahir secara prematur memiliki resiko yang jauh lebih tinggi untuk melahirkan dengan cara yang sama, yakni prematur. Angka resiko ini bahkan mencapai 60%.
- Ibu yang pada kehamilan sebelumnya melahirkan secara prematur, di kehamilan berikutnya juga berpotensi mengalami kelahiran secara prematur dengan potensi angka sebanyak 30%.
- Jika ibu mempunyai bayi yang kembar, maka sebanyak 50% peluang ia akan melahirkan secara prematur. Dan jika bayi yang dikandungnya berjumlah 3 orang, maka presentase kelahiran secara prematur akan meningkat sebanyak 83%.
- Ibu memiliki leher rahim yang cenderung pendek atau ia menderita kelainan rahim lainnya.
- Ibu memiliki permasalahan kesehatan seperti diabetes dan hipertensi.
- Ibu mengalami pendarahan pada bagian vagina pada usia di atas 20 minggu. Hal ini akan memicu terlepasnya sejumlah protenin yang bisa mengacaukan selapur pada ketuban dan hasil akhirnya ketuban pecah dan menyebabkan kelahiran yang lebih awal.
Ada beberapa tanda persalinan prematur yang bisa dibaca oleh ibu, antara lain:
- Terjadinya kontraksi dalam waktu 10 menit atau lebih intens dalam kurun waktu 1 jam. Dalam durasi sejam, bisa terjadi kontrasksi sebanyak lima atau lebih.
- Terasa kram layaknya menstruasi yang terasa pada perut tepatnya bagian bawah. Kram ini terjadi secara kontinyu dan biasanya disertai dengan diare.
- Mersakan nyeri yang sangat pada bagin punggung yang terjadi secara terus menerus. Dalam kondisi tertentu bisa juga tidak statis.
- Terdapat tekanan pada area panggul layaknya didorong.
- Terdapat cairan encer yang keluar dari vagina sang ibu. Cairan ini akan terus meningkat jumlahnya dan warnanya pun berubah-ubah.