Lazada Indonesia
Lazada Indonesia

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme isTita

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Tita Candra Gunawan - aaynda templatetion.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Tita Candra Gunawan - aaynda templatetion.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Tita Candra Gunawan - aaynda templatetion.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Tita Candra Gunawan - aaynda templatetion.

Jumat, 16 Mei 2014

Apa Itu Kehamilan Ektopik?


Hamil secara sederhana didefenisikan sebagai pertumbuhan dan juga perkembangan janin di dalam rahim yang dimulai sejak konsepsi (pembuahan) dan berakhir saat permulaan pesalinan. Pendapat lainnya adalah melahirkan adalah proses yang diawali dengan pembuahan, kemudian fase pembentukan bayi di dalam rahim, dan diakhiri dengan lahirnya bayi. Defenisi tersebut merupakan kehamilan yang berlangsung secara normal. Artinya, janin tertanam dan tumbuh di dalam rahim. Namun, hal tersebut tidak selamanya sesuai dengan pola yang kita anggap normal. Terkadang, janin bisa tertanam dan tumbuh di tempat yang tidak semestinya. Hal tersebut dikenal dengan istilah kehamilan ektopik.

Pada kehamilan yang berjalan normal, telur yang telah dibuahi akan melalui tempat yang disebut tuba falopi atau saluran tuba dan menuju ke uterus atau rahim. Telur yang telah dibuahi tersebut akan melekat atau tertanam secara implant pada rahim dan kemudian tumbuh dan berkembang menjadi janin. Sementara itu, pada kehamilan ektopik, telur yang telah dibuahi akan melekat dan tumbuh juga berkembang di tempat yang tak semestinya misalnya di saluran tuba atau tuba falopi, di dalam ovarium atau indung telur, di dalam perut atau rongga abodemen, di dalam leher rahim atau serviks. Jika didasarkan pada statistik, sebanyak 98% kasus kehamilan ektopik terjadi di dalam tuba falopi.

Peluang terjadinya kehamilan ektopik terjadi dengan perbandingan 1 dari sekitar 50 kehamilan. Kehamilan ektopik bisa memicu kematian ibu yang paling banyak disebabkan ketidaktahuan atau kurangya deteksi  lebih dini. Hal lain adalah gagalnya penanganan. Kehamilan ektopik tidak bisa diobati sebab jika dipertahankan akan membahayakan ibu sebab janin tersebut akan pecah dan memicu terjadinya pendarahan yang hebat dan juga mematikan. Jadi, satu-satunya penanganan terhadap kehamilan ektopik adalah dengan mematikan janin tersebut.

Penyebab Kehamilan Ektopik


Ada beragam faktor yang menyebabkan terjadinya kehamilan ektopik. Adapun faktor yang dimaksud adalah:
  1. Terdapat riwayat kehamilan ektopik pada kehamilan sebelumnya. faktor ini merupakan yang tertinggi.
  2. Faktor penyebab kehamilan ektopik adalah sang ibu menggunakan alat kontrasepsi berupa spiral dan atau pil progesterone. Terkadang seseorang hamil saat masih sedang menggunakan kedua jenis alat kontrasepsi tersebut. Pil dengan kandungan progesterone bisa meningkatkan potensi kehamilan ektopik sebab pil tersebut bisa mengacaukan pergerakan sel rambut sila di dalam saluran tuba atau tuba falopi yang berperan membawa telur yang te;ah dibuahi ke dalam rahim.
  3. Faktor penyebab kehamilan ektopik selanjutnya adalah terjadinya kerusakan di dalam tuba falopi sehingga telur yang seharusnya meluncukr ke rahim mengalami kesulitan dan menyebabkan ia “singgah” dan melekat di saluran tuba. Kerusakan saluran tuba ini juga disebabkan oleh berbagai faktir di antaranya sang ibu merokok, terdapat penyakit radang panggul, terdapat endometriosis, dan terdapat riwayat tindakan medis seperti operasi pada daerah panggul, tuba falopi, pernah mendapat pengobatan infertilitas semcam program bayi tabun yang menyebabkan munculnya parutan baik itu di saluran tuba dan juga rahim.
Gejala Kehamilan Ektopik

Meski tak bisa diobati, namun jauh lebih mudah jika kehamilan ektopik diketahui sedini mungkin. Karena itu penting untuk mengetahui gejala yang muncul. Pada prinsipnya, gejala awal kehamilan ektopik sama saja dengan kehamilan normal yakni morning sickness, ngidap, payudara mengeras, terlambat haid dan lain-lain. Hanya saja, gejala tak lazim juga menyertai kehamilan ektopik yang tentu tak ada pad akehamilan yang normal. Gejala tersebut antara lain terasa nyeri hebat pada perut tepatnya di bagian bawah. Nyeri tersebut sangat tajam di awal kemudian perlahan melebar ke bagian perut lainnya. Puncaknya, sang ibu bisa mengalami nyeri yang sangat hebat saat bergerak. Gejala lainnya adalah terdapat pendarahan pada vagina, bisa berupa bercak dan terkadang juga bisa dalam jumlah banyak seperti halnya saat haid. Jika Anda menjumpai hal tersebut, sebaiknya segera periksakan diri sesegera mungkin agar bisa ditangani sedini mungkin.




Kehamilan Trimester Kedua: Apa Yang Harus Anda Lakukan?


Hamil merupakan hal yang membahagiakan sekaligus mengkhawatirkan. Hal ini wajar mengingat pada momen tersebut, sang ibu dituntut untuk berhati-hati sebab semua hal yang ia lakukan memiliki dampak terhadap janin yang ia kandung. Dalam dunia medis, masa kehamilan wanita dibagi kedalam 3 fase yakni kehamilan trimester pertama,kehamilan trimester kedua dan kehamilan trimester ketiga. Masing-masing fase ini memiliki titik perkembangan yang berbeda. Namun, hampir semua ibu sepakat bahwa mas kehamilan trimester kedua adalah fase yang paling menyenangkan. Mengapa demikian?

Kehamilan trimester kedua merupakan fase kehamilan dengan usia 4 hingga 6 bulan. Jika pada trimester pertama, wanita didera perasaan yang tidak enak, maka hal sebaliknya secara umum terjadi pada trimester kedua dimana perasaan lebih nyaman dengan sendirinya muncul. Pada trimester kedua ini, bayi di dalam perut juga sudah mulai menunjukkan keberadaannya dengan cara menendang dan bergerak. Hal ini yang membuat ibu jauh lebih bahagia. Selain hal tersebut, pada kehamilan trimester kedua, wanita merasakan efek mual sudah jauh berkurang, emosi yang cenderung lebih stabil dan gairah untuk melakukan aktifitas seksual sudah kembali normal. Karenanya, kehamilan trimester kedua ini sering disebut “periode bulan madu”.


Meski menyenangkan, namun Anda dituntut untuk tetap cermat memelihara kehamilan Anda pada trimester kedua ini. Sebab, selain menyenangkan, kehamilan yang semakin membesar juga membuat sebagian ibu mudah merasa sesak dalam bernafas meski hanya melakukan aktifitas yang teramat sangat biasa. Hal ini normal sebab rahim yang membesar membuat paru-paru terdesak sehingga menyulitkan udara untuk keluar seperti saat normal. Karenanya, di kehamilan trimester kedua ini, wanita dituntut untuk berhati-hati. Latihan pernafasan bisa dicoba sebagai alternatif yang baik. Namun, jika sesak Anda semakin hebat, cobalah berkonsultasi ke dokter.

Selain sesak nafas, kehamilan pada trimester kedua juga membuat ibu mengalami gangguan pada saluran pencernaan sehingga susah untuk buang air besar. Untuk menghadapi masalah ini, ibu harus menggiatkan konsumsi sayur-sayuran pun buah-buahan agar fiber terjaga. Kehamilan trimester kedua juga membuat hormone estrogen meningkat dengan pesat. Bahka setiap harinya saat hamil, wanita akan memproduksi hormone tersebut dengan jumlah yang setara dengan hormone estrogen yang dihasilkan selama 3 tahun! Jadi, sangat wajar jika pada trimester kedua ini wanita akan mengalami peningkatan gairah seksual yang tinggi. Hal ini menyenangkan,tapi ingat, jangan lakukan posisi yang bisa menggencet perut Anda ya!

Selain hal tersebut di atas, ada beberapa hal lainnya yang patut untuk diperhatikan oleh ibu dalam masa kehamilan trimester kedua, antara lain:
  1. Jangan pernah mengambil barang dengan posisi badan membungkuk. Pastikan agar Anda mengambilnya dengan cara jongkon agar janin dalam perut Anda tidak tertekan.
  2. Hindari kegiatan yang memberatkan diri Anda. Lakukan gerakan yang ringan dan menyenangkan dengan porsi yang tak lama.
  3. Hindari perubahan aktifitas yang cenderung mendadak misalnya Anda memutar tubuh secara cepat. Hal ini rentan dan bisa membahayakan janin yang Anda kandung.
  4. Pada kehamilan trimester kedua, organ seperti jantung, hati, dan paru-paru bekerja lebih keras sehingga ibu disarankan untuk banyak beristirahat.
  5. Pada usia kehamilan ini, ibu diharapkan mulai memijat lembut payudara agar kelak produksi ASI-nya bisa melimpah.
  6. Gunakanlah gaun yang memang didisain untuk ibu hamil. Demikian halnya dengan Bra, gunakan yang mampu menyangga payudara Anda secara sempurna agar lebih nyaman dan tidak menimbulkan nyeri.
  7. Saat duduk atau tidur, sebaiknya posisi kaki ibu lebih tinggi ketimbang posisi kepala.
  8. Hindari pemakaiann high heels.
  9. Makan dengan porsi kecil namun sering.
  10. Perhatikan sikap tubuh Anda. Jangan condong ke belakng karena bisa membuat tulang pungung menjadi lengkung dan menyebabkan tulang belakang sakit.
  11. Hindari tidur setelah makan sebab lambung akan panas dan membuat daya serap makanan menjadi rendah.




Inovasi Persalinan Di Air


Waterbirth atau persalinan di dalam airadalah inovasi dalam dunia persalinan yang awalnya diperkenalkan di Eropa di tahun 1803. Pada kurun waktu selanjutnya, persalinan ini menjadi populer dan digunakan juga di Negara lain misalnya Rusia. Waterbirth ini cepat popler sebab persalinan dengan cara konvensional (bagi sebagian orang) dianggap menyakitkan baik bagi ubu dan juga bayi yang dilahirkannya. Bahkan seorang dokter dari Perancis berpendapat bahwa kelahiran dengan cara konvensional bisa menimbulkan trauma seumur hidup pada bayi dikarenakan cara mereka lahir yang tidak menyenangkan. Meski hal ini belum terbukti secara medis, namun inovasi persalinan di airmemang layak menjadi alternatif bagi para ibu.

Persalinan di air ini memiliki banyak manfaat tak hanya bagi ibu tetapi juga bagi sang bayi yang hendak dilahirkan. Sang ibu akan merasa lebih nyaman dan santai sebab otot yang terkait dengan prosesi persalinan menjadi lebih elastis di dalam air. Waterbirth ini juga akan mempermudah ibu dalam mengejan dan berdampak pada reduksi perasaan nyeri saat persalinan. Manfaat lainnya adalah pada waterbirth, pembukaan jalan lahir jauh lebih cepat sempurna dikarenakan air.

Tak hanya bagi ibu, persalinan di air ini juga memiliki sejumlah manfaat yang baik bagi si bayi. Dengan waterbirth, resiko bayi mengalami cidera pada bagian kepala akan tertanggulangi. Sementara itu peredaran darah pada bayi akan jauh lebih baik dan menjadikan tubuhnya lebih cepat berwarna merah sesaat setelah ia dilahirkan. Manfaat lainnya adalah persalinan di air bisa membuat tingkat IQ sang bayi jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kelahiran konvensional. Manfaat yang terakhir ini belum dibuktikan secara ilmiah namun banyak dipercaya oleh orang-orang.


Selain bermanfaat, persalinan di dalam air ini juga memiliki sejumlah resiko misalnya saja bayi yang dilahirkan menelan air yang digunakan dalam proses bersalin sangat tinggi. Resiko lainnya adalah kemungkinan bayi terkena hipotermia atau suhu tubuh yang menjadi rendah sebagai akibat persalinan yang memakan waktu jauh lebih lama dari perkiraan awal. Resiko ketiga yang bisa saja terjadi pada proses persalinan di air adalah bayi mengalami apa yang disebut temperature shock. Hal ini disebabkan oleh susu air yang digunakan tidak sesuai denagn susu ibu saat melakukan prosesi persalinan di air yakni 37 derajat celcius. Resiko lainnya adalah bayi terkena penyakit bawaan sang ibu utamanya herpes. Kuman pada penyakit herpes bisa bertahan di air dan bisa menular melalui medium selaput lendir, mata, dan tenggorokan bayi. Jadi jika ibu menderita herpes, sebaiknya jangan melakukan water birth.

Tidak semua orang dianjurkan melakukan persalinan di air. Ibu yang memiliki ukuran panggul yang terlalu kecil sebaiknya melakukan persalinan dengan cara Caesar. Dan bayi yang letaknya sungsang juga tidak diijinkan menggunakan sistem waterbirth.

Proses persalinan di air ini memiliki tahapan yang kurang lebih sama dengan kelahiran konvensional atau norma. Hanya saja, jika pada persalinan normal, ibu berada di ranjang makan pada waterbirth, sang ibu diltekkan dalam kolam yang telah steril dan diisi dengan air hangat. Air ini dipercaya mampu merangsang sirkulasi darah lebih baik dan merangsang kontkasi rahim sehingga persalinan jauh lebih mudah. Ada dua sistem persalinan air ini. Pertama, persalinan dengan air murni dimana sang ibu dimasukkan ke kolam steril setelah pembukaan 6 hingga akhirnya bayi lahir. Metode kedua adalah air emulsion dimana ibu hanya berada di air hingga periode kontraksi selesai. Selanjutnya ia dipindahkan ke ranjang dan melakukan proses kelahiran di ranjang.


Atasi Kaki Bengkak Saat Hamil!


Perubahan postur tubuh saat hamil adalah hal yang wajar. Berat badan memang akan bertambah, perut semakin membesar, pipi tampak lebih chubby dari biasanya. Tapi jangan khawatir, semua hal tersebut normal. Anda baru boleh was-was jika Anda menjumpai salah satu bagian tubuh bengkak dan terlihat tak wajar. Keluhan yang paling umum ditemui salah satunya adalah kaki bengkak saat hamil. Kondisi ini umum ditemui dan menurut pakar kesehatan, masih tergolong hal yang wajar. Meski demikian, tentu bukan persoalan yang mudah jika bengkak kaki Anda semakin bertambah. Sebab dalam keadaan hamil, kaki menopang beban sebanyak dua kali lipat dari kondisi normal. Kabar baiknya, kaki bengkak bisa dicegah agar tak bertambah parah!

Penyebab Kaki Bengkak 

Berdasarkan catatan medis, penyebab kaki bengkak saat hamil adalah kecenderungan tubuh menahan cairan. Dan, selama masa hamil, tubuh mengunci cairan 30% lebih banyak dari yang dilakukannya dalam kondisi normal. Keberadaan cairan ini diperparah dengan kondisi rahim yang semakin hari semakin bertambah besar. Karenanya, pembuluh darah balik di bagian kaki  akan tergencet sehingga arus balik darah ke jantung terganggu. Dengan kondisi tersebut, cairan macet dan tertimbun di bagian kaki. Kondisi kaki bengkan saat hamil ini biasanya terjadi pada trimester tiga kehamilan, yakni 7 bulan ke atas.
Bagaimana Mengatasi Kaki Bengkak?

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, kaki bengkak saat hamil adalah hal yang wajar. Meski demikian, ibu hamil diharapkan mampu mengendalikan kaki bengkak tersebut dengan menjauhi beberapa faktor yang membuat kondisi pada kaki tersebut semakin menjadi-jadi. Berikut beberapa tips yang bisa mom praktekkan:


  1. Saat duduk, biasakan posisi kaki lebih tinggi dari jantung. Hal ini akan membuat sirkulasi darah terbantu. Demikian halnya saat mom tidur. Ganjal kedua kaki dengan bantal agar lebih tinggi dari kepala dan jantung.
  2. Jangan memaksakan diri berdiri dalam jangka waktu yang lama! Pegal? Iya! Dan pegal adalah signal bahwa peredaran darah juga otot mom lelah. Jadi jangan memaksakan diri. Terlebih jika Anda berdiri dengan sepatu bertumit!
  3. Saat tidur, usahakan posisi Anda berbaring miring ke arah kiri. Bagi umat muslim hal ini dianjurkan oleh Rasulullah. Dan memang hal tersebut bukan sekedar anjuran biasa. Penelitian medis membuktikan, dengan tidur miring ke kiri, pembuluh darah balik ada di kanan tubuh dan membuat tekanan terhadap tubuh berkurang.
  4. Saat berenang, usahakan mom berjalan di dasar kolam. Daya apung dari air kolam mampu mengangkat bayi sehingga peredaran darah sejenak bisa “normal”.
  5. Masukkan jadwal olahraga secara rutin dalam agenda mom. Sebab, dengan berolahraga, badan tidak mudah pegal dan bisa mencegah kaki bengkak saat hamil semakin parah.
  6. Hindari memakai sepatu dengan tali ya mom, sebab bisa “mengikat” kaki dan tentu makin menghambat peredaran darah.
  7. Rajin mengkompres kaki dengan air dingin.
  8. Seimbangkan konsumsi garam. Sebab terlalu sedikit atau terlalu banyak akan membuat kaki mom makin bengkak!
  9. Rajin melakukan gerakan olahraga ringan yang fokus ke kaki. Misalnya, saat sedang duduk, gerakkan pergelangan kaki dengan cara ditekuk atau diluruskan. Lakukan sebanyak 30 per harinya. Gerakan melingkar secara perlahan juga akan sangat membatu! 


Apa itu Persalinan Sungsang?


Persalinan sungsang adalah istilah yang merujuk pada kondisi dimana terdapat kelainan pada letak bayi. Jika pada bayi normal, kepala berda di bawah dekat dengan mulut rahim, maka pada persalinan sungsang yang terjadi adalah sebaliknya. Sungsang adalah keadaan dimana bokong janin atau bagian kaki dari janin berada pada bagian bawah rongga rahim ibu atau kavum uteri. Menurut penelitian terbaru dari Kanada, persalinan dengan posisi sungsang bukanlah hal yang berbahaya apabila para tenaga medis mengetahui cara yang tepat mengeluarkan sang bayi.

Persalinan sungsang adalah sebuah proses persalinan untuk mengeluarkan janin yang posisinya membujur di dalam rahim dimana posisi bokong atau kaki bayi lahir terlebh dahulu dibandingkan bagian tubuh lainnya. Letak sungsang berdasarkan statistik bisa terjadi dengan presentase 3 sampai 4% dari total persalinan yang ada. Persalinan sungsang ini terjadi dengan rasio 25% dari persalinan di bawah usia 28 minggu, dan sebanyak 7 % pada persalinan dengan usia 32 minggu.

Letak janin di dalam rahim tergantung pada proses adaptasi yang dilakukan oleh janin atas ruangan di dalam tahim ibu. Pada kehamilan di bawah 32 minggu, air ketuban cenderung lebih banyak dengan demikian bayi lebih leluasa untuk bergerak. Namun pada kehamilan triwilan, janin tumbuh lebih pesat sementara itu air ketuban menjadi lebih berkurang. Dan oleh karena bokong dengan kedua tungkai yang terlipat jauh lebih besar dari kepala, maka bokong bayi secara paksa akan menempati ruang yang jauh lebih luas di fundus uteri.


  1. Sungsang Frank Breech atau presentasi bokong. Potensi terjadinya sebanyak 50 sampai 70 %. Letak sungsang yang satu ini bisa terjadi diakibatkan ekstensi sendi lututu, dan kedua kaki menjadi terangkat hingga pada ujungnya setinggi kepala janin atau bahu janin.
  2. Sungsang jenis selanjutnya adalah Complete Breech yang terjadi dengan presentasi 5 sampai 10%.
  3. Jenis yang terakhir adalah incomplete or footling. Persentasi terjadinya menempati angka 10 sampai 30%.  Pada sungsang jenis ini, bokong kaki tidak sempurna dan hanya 1 kaki yang terletak di samping bokong. Sementara kaki lainnya terangkat pada bagian atas.
Ada beberapa hal yang turut mendorong terjadinya posisi sungsang bayi dalam rahim, di antaranya:
  1. Bentuk rahim ibu kurang lonjong, air ketuban masih terbikang banyak dan juga kepala bayi relatif berukuran besar.
  2. Terjadinya hidramnion yang disebabkan mudahnya sang bayi bergerak.
  3. Terjadinya plasenta previa yang kemudian menghalangi turunnya kepala ke bagian pintu rahim atau panggul ibu.
  4. Panggul ibu cenderung kecil atau sempit.
  5. Terdapat kelainan pada bentuk kepala bayi bisa karena hydrocephalus, anencephalus, dan lain-lain.
Mengingat persalinan sungsang cukup berbahaya maka sebaiknya persalinan tersebut harus dihindarkan. Dengan rutin mengecek kehamilan pada dokter maka kehamilan sungsang bisa didideteksi lebih dini dan bisa dilakukan tindakan seperti versi luar. Usaha ini dilakukan dengan mencoba meletakkan jari kedua tangan sang penolong di perut si ibu pada bagian bawah dengan cara mengangkat bokong si janin.  Jika usaha luar ini tidak berhasil, mungkin sebaiknya ibu memperhitungkan kelahiran dengan cara lain meski sebenarnya persalinan sungsang juga bisa saja dilakukan dengan cata yang tepat.




Persalinan Prematur


Persalinan  prematur merupakan kondisi dimana kelahiran berlangsung tidak normal jika diukur dari umur janin. Pada persalinan ini, kelahiran biasanya terjadi sebelum usia janin memasuki usia minggu ke-37 sampai minggu ke-38. Persalinan secara prematur selalu menjadi perhatian sebab ia menjadi salah satu penyebab paling utama kematian pada bayi yang baru lahir atau dikenal juga dengan istilah neonatal. Bayi yang dilahirkan secara prematur sangat rentan sebab kondisinya masih terlampau lemah untuk beradaptasi dengan lingkungan di luar rahim sang ibu. Bayi ini biasnya memiliki berat badan yang sangat rendah dan ukuran yang cenderung mini. Ukuran ini memang sejalan dengan keadaan sang bayi yang belum matang atau immaturitas.

Bayi yang lahir secara prematur memiliki potensi lebih besar untuk mengalami gangguan seperti cacat bawaan yang meliputi cacat pada penglihatannya, cerebral palsy, terganggunya kecerdasan, potensi mengidap penyakit semcam jantung, tekanan darah tinggi, stroke, diabetes  dan lain-lain. Presentasi terjadinya persalinan secara prematur mencapai angka 10% hingga 20% di dunia. sementara itu di Indonesia, kelahiran secara prematur mencapai angka 19% dari total kelahiran. Sebenarnya, persalinan prematur bisa dihindari dengan peningkatan kualitas kesehatan dan juga tindakan pencegahan yang memadai.

Penyebab Persalinan Prematur
 

Hingga saat ini, penyebab utama terjadinya persalinan prematur belum ditentukan secara pasti. Namun, beberapa faktor pendorong terjadinya kelahiran dini ini telah diketahui, sebagai berikut:
  1. Sebuah penelitian di Universitas Aberdeen menemukan fakta seorang ibu yang lahir secara prematur atau memiliki saudara kandung yang lahir secara prematur memiliki resiko yang jauh  lebih tinggi untuk melahirkan dengan cara yang sama, yakni prematur. Angka resiko ini bahkan mencapai 60%.
  2. Ibu yang pada kehamilan sebelumnya melahirkan secara prematur, di kehamilan berikutnya juga berpotensi mengalami kelahiran secara prematur dengan potensi angka sebanyak 30%.
  3. Jika ibu mempunyai bayi yang kembar, maka sebanyak 50% peluang ia akan melahirkan secara prematur. Dan jika bayi yang dikandungnya berjumlah 3 orang, maka presentase kelahiran secara prematur akan meningkat sebanyak 83%.
  4. Ibu memiliki leher rahim yang cenderung pendek atau ia menderita kelainan rahim lainnya.
  5. Ibu memiliki permasalahan kesehatan seperti diabetes dan hipertensi.
  6. Ibu mengalami pendarahan pada bagian vagina pada usia di atas 20 minggu. Hal ini akan memicu terlepasnya sejumlah protenin yang bisa mengacaukan selapur pada ketuban dan hasil akhirnya ketuban pecah dan menyebabkan kelahiran yang lebih awal.
Tanda-Tanda Persalinan Secara Prematur

Ada beberapa tanda persalinan prematur yang bisa dibaca oleh ibu, antara lain:
  1. Terjadinya kontraksi dalam waktu 10 menit atau lebih intens dalam kurun waktu 1 jam. Dalam durasi sejam, bisa terjadi kontrasksi sebanyak lima atau lebih.
  2. Terasa kram layaknya menstruasi yang terasa pada perut tepatnya bagian bawah. Kram ini terjadi secara kontinyu dan biasanya disertai dengan diare.
  3. Mersakan nyeri yang sangat pada bagin punggung yang terjadi secara terus menerus. Dalam kondisi tertentu bisa juga tidak statis.
  4. Terdapat tekanan pada area panggul layaknya didorong.
  5. Terdapat cairan encer yang keluar dari vagina sang ibu. Cairan ini akan terus meningkat jumlahnya dan warnanya pun berubah-ubah.
Jika pada kehamilan Anda terdapat gejala tersebut, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter kandungan. Persalinan prematur sebenranya bisa dicegah dengan cara mengurangi faktor yang bisa menjadi pendorong dan mempertinggi resiko. Hindari pula kebiasaan yang sangat buruk seperti merokok. Apabila sang ibu masuk ke dalam kelompok yang memiliki potensi besar melahirkan secara prematur, maka sebaiknya berkonsultasi lebih intens dengan dokter kandungan agar bisa diberi pengobatan dan perawatn untuk menghindari persalinan prematur sebaik mungkin.


Memahami Proses Terjadinya Kehamilan


Proses terjadinya kehamilan bukanlah hal yang mudah untuk dijelaskan pun dipahami terlebih bagi mereka yang awam terhadap dunia medis. Secara sederhana, kehamilan bisa diartikan sebagai kondisi dimana terdapat janin di dalam tubuh wanita sebagai akibat dari aktifitas seksual dengan pasangannya. Defenisi tersebut tentu terlalu sederhana jika kita menilik dari aspek biologis sebab kehamilan merupakan peristiwa yang kompleks. Jadi, bagaimana dunia medis memanda proses terjadinya kehamilan itu sendiri?

Secara umum, proses terjadinya kehamilandibagi ke dalam dua fase yakni proses sebelum embrio terbentuk dan proses setelah embrio terbentuk. Dalam fase sebemum embrio belum terbentuk, terdapat dua tahapan yakni:
  1. Fase Uterus yang dibagi lagi ke dalam 3 fase yakni fase proliferasi, fase sakresi, fase menstruasi.
  2. Fase Ovarium yang juga dibagi ke dalam 3 bagian yang saling terkoneksi yakni fase folikularis, fase ovulasi, dan fase luteal.

Secara berurut, proses terjadinya kehamilan dimulai dari awal siklus menstruasi wanita FSH atau Folikel Stimulating Hormon yang merangsang beberapa folikel menjadi matang dalam kisaran waktu kurang lebih 2 minggu. Saat sel telur matang, ukurannya akan menjadi tiga kali lipat dari ukuran normal. Dan hanya satu folikel yang dominan dalam 1 siklus pematangan tersebut. Selanjutnya sel telur akan lepas dai indung telur dan dikenal dengan istilah ovulasi. Sel telur yang telah matang tersebut selanjutnya akan ditangkap oleh apa yang disebut fimbrae. Selanjutnya akan menuju ke saluran telur atau tuba falopi. Di tempat tersebut, sel telur akan menunggu kedatangan sperma untuk membuahinya.


Jika sperma masuk ke dalam tuba falopi, ia akan bertemu dengan sel telur yang sedang matang atau ovum dan terjadilah pembuahan sel telur atau yang dikenal dengan istilah konsepsi atau fertilitas. Sel telur yang telah berhasil dibuai sperma akan membelah diri dan bergerak kembali menuju ke dalam ringga rahim dan selanjutnya melekat pada mukosa  rahim dan melakukan proses menetap atau disebut dengan istilah nidasi/implemetasi.

Sel telur yang telah melekat tersebut selanjutnya akan terus tumbuh dan berkembang dan membentuk rambut-rambut halus yang berfungsi menyerap gizi ke dalam rahim sebagai sumber energi dalam menjamin pertumbuhannya. Pad ahari kelima, sel telur tadi keluar dari indung telur dan mulai membentuk syaraf. Selanjutnya, janin akan memnetuk otak dan sumsum dan dilanjutkan dengan terbentuknya jantung, otot sampai ke pembuluh darah. Sementara itu, dalam perut sang ibu akan terbentuk plasenta atau ari-ari yang berperan selayaknya selimut dan menutupi tubuh janin. Palsenta ini sendiri terbentuk di usia ke 3 minggu.

Dalam dunia medis, plasenta dikenal sebagai organ dengan bentuk cakram. Plasenta mengandung pembuluh darah ibu atau maternal dan juga embrio. Melalui plasenta tersebutlah, janin atau embrio mendapatkan nutrisi dari ibunya. Melalui organ ini pula terjadi pertukaran gas respirasi dan juga pembuangan limbah hasil metabolisme janin. Jadi, tidak berlebihan jika plasenta dianggap sebagai jembatan yang menyatukan ibu dan bayi yang dikandungnya.

Proses terjadinya kehamilan selanjutnya adalah perkembangan janin menjadi bayi. Biasanya janin akan dideteksi pada usia 3 minggu. Soal tahapan dalam kehamilan dibagi ke dalam 3 tahapan yakni trimester pertama, trimester kedua, dan trimester ketiga. Dalam masing-masing trimester ini memiliki tahap perkembangannya sendiri-sendiri.